Ulasan Tentang
Yesus Membangkitkan
Anak Yairus dan Menyembuhkan Seorang Perempuan yang Sakit Pendarahan
I. Pendahuluan
Membaca
Kitab Suci dan merenungkannya merupakan suatu cara untuk memahami dan semakin
menyelami Allah dan tindakan-tindakan-Nya dalam sejarah kehidupan manusia.
Terkhusus pada Kitab Suci Perjanjian Baru yaitu Injil-Injil Sinoptik, pembaca
akan menjumpai wujud karya Allah dalam pribadi Yesus Kristus yang berkarya di
dunia demi keselamatan makhluk hidup. Salah satunya yang akan dibahas dalam
paper ini adalah tentang Yesus membangkitkan Anak Yairus dan menyembuhkan
seorang perempuan yang sakit pendarahan. Dari judul bab yang akan dibahas ini
telah jelas bahwa Yesus sungguh berkuasa atas kematian dengan membangkitkan
anak Yairus. Bab ini tidak hanya menyoroti tentang penyembuhan anak Yairus
namun juga dalam cerita didahului penyembuhan seorang yang sakit pendarahan. Di dalamnya termuat
unsur-unsur teologis yang sangat mendalam. Maka dalam paper ini akan disajikan
paralel Injil Sinoptik, perbandingan
ketiga injil menggunakan hipotesa dua sumber, dan diberikan penutup sebagai
refleksi dan kesimpulan.
II. Paralel Injil Sinoptik tentang Kisah
Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang
perempuan yang sakit pendarahan
Anak
kepala rumah ibadat
Perempuan
yang sakit pendarahan
Matius
9:18-26
|
Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan
seorang perempuan yang sakit pendarahan
Markus 5:21-43
|
Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan
seorang perempuan yang sakit pendarahan
Lukas 8:40-56
|
18
Sementara
Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah
ibadat, lalu menyembah dia dan berkata: ”Anakku perempuan baru saja
meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan
hidup
19
Lalu
Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya
20
Pada waktu
itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita
pendarahan maju mendekati Yesus dari belakangNya dan menjamah jumbai
jubah-Nya
21 Karena katanya dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya
aku akan sembuh.”
22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta
berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku imanmu telah menyelamatkan Engkau.”
Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu
23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala ibadat itu dan
melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut.
24 berkatalah Ia: “Pergilah, karena anak itu tidak
mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia
25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan
memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu
26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh
daerah itu.
|
21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang
banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di
tepi danau, 22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika ia melihat Yesus tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 23 dan memohon
sangat kepadaNya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah
kiranya dan letkkanlah tanganMu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.
24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak
berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya
25 Adalah disitu seorang perempuan yang sudah dua belas
tahun lamanya menderita pendarahan 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh
berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun
sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah
orang banyak itu, ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya
28 Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya aku akan
sembuh.”
29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya, dan ia
merasa bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya
30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada
tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling ditengah orang banyak dan
bertanya: “Siapa yang menjamah jubahKu?” 31 Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau
melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau
bertanya: Siapa yang menjamah Aku?
32 Lalu Ia memandang sekelilingNya untuk melihat siapa
yang telah melakukan hal itu. 33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan
gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan
tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu
kepada-Nya
34 Maka kata-Nya
kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku imanmu telah menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
35 ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari
keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa
perlunya lagi engkau menyusahkan guru?” 36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan
perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut,
percaya saja !”
37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut
serta, kecuali Petrus, Yakobus, dan Yohanes sudara Yakobus.
38 Mereka tiba di rumah kepala ibadat, dan disana
dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 39 Sesudah
ia masuk, Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan
menangis? Anak itu tidak mati, tetapi tidur. 40 Tetapi mereka menertawakan
Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu
dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.
41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita
kum,” yang berarti: ”Hai anak Aku berkata kepadamu, bangunlah!” 42 Seketika
itu juga anak itu bangkit, berdiri dan berjalan, sebab umurya sudah dua belas
tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya
jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak
itu makan.
|
40 Ketika Yesus kembali orang banyak menyambut Dia
sebab mereka menanti-nantikan Dia. 41 Maka datanglah seorang yang bernama
Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat.
Sambil tersungkur di depan kaki Yesus ia memohonkepada-Nya supaya Yesus datang
ke rumahnya,
42 karena anaknya perempuan yang satu-satunya, yang
berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam perjalanan ke situ
Yesus didesak-desak orang banyak.
43 Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun
menderita pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun. 44 Ia
maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya,
dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.
45 Lalu kata Yesus : “Siapa yang menjamah Aku?” Dan
karena tidak ada yang mengakuinya,
berkatalah Petrus: “Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak
Engkau.”
46 Tetapi Yesus berkata: “Ada seorang yang menjamah
Aku, sebab Aku merasa ada kuasa yang keluar dari diri-Ku.” 47 Ketika
perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan
gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceriterakan kepada orang banyak apa
sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh
48 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku,
imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”
49 Ketika Yesus masih berbicara, datanglah seorang dari
keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, jangan lagi
engkau menyusah-nyusahkan Guru.” 50 Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata
kepada Yairus: “Jangan takut, percaya saja dan anakmu akan selamat.”
51 Setibanya di
rumah Yairus, Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut masuk dengan Dia,
kecuali Petrus, Yohanes dan Yakobus, dan ayah anak itu serta ibunya. 52 Semua
orang menangis dan meratapi anak itu. Akan tetapi Yesus berkata: “Jangan
menangis, ia tidak mati, tetapi tidur.” 53 Mereka menertawakan Dia, karena
mereka taHu bahwa anak itu telah mati
54 Lalu Yesus memegang tangan anak itu dan berseru
kata-Nya: “Hai anak bangunlah!” 55 Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu
juga ia bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
56 Dan takjublah orang tua anak itu, tetapi Yesus
melarang mereka memberitahukan kepada siapa pun juga apa yang terjadi itu.
|
III. Perbandingan ayat-ayat dari
Injil Sinoptik
a. Panjang
cerita dalam ke tiga Injil ini berbeda-beda.
Dalam Injil Mat. cerita ini dituliskan paling singkat, hanya ada 9 ayat
saja. Kemudian disusul Luk. dengan 16 ayat. Cerita yang paling panjang terdapat
pada Injil Mrk. dengan 22 ayat.[1]
Panjang pendeknya cerita dalam ketiga Injil ini dilatarbelakangi oleh pemikiran
masing-masing penulis. Jika dibanding-bandingkan, nampaknya cerita yang
disajikan oleh Mat. jauh lebih dangkal dibandingkan dengan Mrk. dan Luk. Sebaliknya,
Mrk. menceritakan detail-detail peristiwa, begitupn dalam Injil Luk, sehingga
kita dapat mengetahui lebih banyak informasi mengenai peristiwa tersebut.
Melalui perbandingan ini, jangan juga cepat menyepelekan singkatnya perikop
dalam Injil Mat. Dapat dituliskan bahwa Mat adalah seorang penulis yang cerdas.
Dalam penelitian dan tradisi yang sungguh diyakini, Injil Mrk. adalah Injil
tertua. Injil Mrk. ditulis pada tahun 64-70 M. Injil Mat. ditulis kisaran tahun
70-80 dan Luk. berkisar pada tahun 80-85. Kecerdasan Mat. tampak pada penyajian
cerita yang singkat, namun berisi. Mat. memberikan cerita dengan tidak mau
terganggu oleh hal-hal sampingan. Mat. menyederhanakan cerita Mrk. untuk
menguatkan tema iman kepercayaan.
b. Dalam
Mat. dan Luk., Yesus beserta murid-murid-Nya baru saja kembali dari wilayah
orang-orang Gerasa.[2] Dalam
perikop dari kedua Injil ini memang tidak ditampakkan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya baru kembali
dari Gerasa, penjelasan itu tampak pada ayat sebelumnya. Ayat itu sangat jelas
menerangkan karya Yesus dalam pengusiran roh-roh jahat dari orang Gerasa. Mrk.
meletakkan cerita itu pada Injil Mrk. 5:1-20, dan dalam Luk. 8:26-39. Cerita
tentang kepala rumah ibadat, perempuan yang sakit pendarahan dalam Mat.
didahului dengan cerita hal berpuasa (Mat. 9:14-17). Cerita tentang pengusiran
roh jahat digerasa pada Mat. diletakkan pada Mat. 8:28-34. Daerah yang disebut
Mat. bukan Gerasa, melainkan Gadara.
c. Bagian
awal dalam Mat. 9:18 dituliskan: “Sewaktu Yesus berbicara kepada mereka,
datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu ia menyembah Dia dan berkata,...”
Cerita awal dari Mat. ini berbeda dari Injil Mrk. dan Luk. Mrk. dan Luk.
mengawali cerita dengan kedatangan Yesus yang baru saja kembali dari Gerasa. Sekali lagi harus dilihat konteks dari ayat
sebelumnya, yaitu hal berpuasa. Mrk. dan Luk. menempatkan ayat ini lebih awal
(Mrk. 2:18-22; Luk. 5:33-39.
d. Mrk.
dan Luk. menceritakan lebih eksplisit lagi bahwa kepala rumah ibadat itu
bernama Yairus. Yairus berasal dari nama Ibrani Yair (artinya: “Ia,
yaitu Allah memberi terang,” Bil. 32:41; Hak. 10:3).[3]
Yairus salah seorang pengurus Sinagoga. Ia bertanggungjawab atas segala
penyelenggaraan ibadah dan bangunan sinagoga serta isinya.[4]
Dari Lukas 8:41, tidak dapat disimpulkan bahwa Yairus adalah salah seorang
pengikut Yesus. Barangkali Yairus tergolong kepada salah satu dari sekian
banyak lawan Yesus, tetapi diceritakan bahwa ia sungguh-sungguh putus asa
tentang keadaan anak gadisnya. Dapat digambarkan pastilah sangat sulit bagi dia
untuk meminta pertolongan Yesus. Mat. tidak menjelaskan siapa kepala rumah
ibadat itu, yang hendak ditekankan Mat. adalah bahwa orang itu sungguh-sungguh
beriman.[5]
e. Gambaran
khas masing-masing penginjil tentang aktivitas Yairus.
Mat.[datang,
menyembah, memohon (berwibawa)]; Mrk. [datang, tersungkur (memberi hormat),
memohon (dengan sangat)]; Luk. (datang, tersungkur, memohon).Dapat diterangkan
bahwa Mat. menyajikan cerita bahwa iman kepala rumah Ibadat itu nyata dalam
tindakan dan kata-katanya, sama seperti majus dari timur.[6]
Mrk. menyajikan cerita dengan lebih dramatis. Tampaknya Yairus dalam Mrk.
meyakini Yesus bahwa Yesus sungguh-sungguh utusan Allah. Peristiwa dalam Luk.
lebih singkat dibandingkan Mat., dan Mrk. Tampak bahwa Yairus dalam Luk. agak
sedikit canggung meminta pertolongan dari Yesus.
f. Muncul
seorang perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun. Sakit
pendarahan membuat dirinya terus-menerus menjadi seorang yang najis. Menurut
hukum Yahudi dikatakan najis karena sakitnya menyebabkan keluarnya darah. Perempuan itu
tidak bisa hidup secara normal dengan orang lain, karena orang yang
menyentuhnya akan menjadi najis pula. Banyak ketidak jelasan cerita dalam Injil
Mat. Ketidak jelasan itu tampak pada posisi awal perempuan itu, berjumpa dengan
Yesus sewaktu berjalan atau berdiri? Sebagai penginjil yang cerdas, Mat.
menitikberatkan pada hubungan manusia (menderita) dengan Yesus, tidakan Yesus
terhadap manusia itu, kata-kata Yesus kepada manusia itu. Yesus adalah Injil.
Yesus adalah keselamatan.[7]
Mrk. secara detail menceritakan keadaan wanita itu bahwa ia semakin menderita
meskipun telah berobat kesana kemari sehingga habislah hartanya dan semakin
parah sakitnya. Perikop ini menunjukan pemberian diri Yesus secara total untuk
menyembuhkan wanita yang sungguh-sungguh menderita itu. Luk. menyampaikan bahwa
perempuan itu memandang Yesus sebagai pribadi yang keramat.
g. Menyentuh/
Menjamah Jubah-Nya.
Ketiga
Injil Sinoptik sama-sama menggunakan kata menjamah diartikan juga menyentuh.
Ada proses komunikasi yang tidak lazim. Sebagai perempuan yang najis, ia begitu
enggan untuk berbicara dan memohon langsung pada Yesus untuk menyembuhkannya.
Pakaian Yesus sungguh identik dengan Yesus sendiri. Pakaian dapat menjadi
lambang jati diri pemakainya. Tampak pada Injil Luk.: “Siapa yang menjamah aku
...” (8:4). Berkat imannya ia disembukan dari segala penyakitnya.
h. Yesus
tersentak dan bertanya
Mat.
(tidak ada); Mrk. (Siapa yang menjamah Jubah-Ku?); Luk. (Siapa yang menjamah
Aku?). Peristiwa ini menimbulkan kejengkelan dihati para murid-murid-Nya.
Perempuan yang sakit pendarahan ini telah menjadi penghambat bagi keselamatan
puteri Yairus.[8] Nada
kejengkelan itu Tampak pada jawaban Petrus. Mrk. dan Luk. menggambarkan Yesus
yang gaib. Gaib karena Yesus dapat begitu saja mengetahui orang yang menyentuh
jubah-Nya. Mat. lebih menyoroti perkataan Yesus setelah peristiwa ini. Mat.
menyajikan inti dari cerita ini.
i. Saat
Yesus tiba di rumah Yairus, banyak orang sudah menangis dan meratapi kematian
anak Yairus. Penuh kuasa Yesus berkata bahwa anak itu tidak mati, ia hanya
tidur. Yesus sebenarnya tahu bahwa anak itu mati, namun melalui peristiwa itu
nyatalah kemuliaan Allah. Kematian tidak menjadi penghalang. Pengarang Injil Sinoptik sepakat
menyajikan kisah ini dalam Injilnya. Kuasa Allah nyata dalam peristiwa ini.
j. Ayat
terakhir masing-masing Injil
- Matius: (Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu)
- Markus: (Jangan seorang pun mengetahui hal itu)
- Lukas : (Melarang memberitahukan kepada siapapun)
Sampai
disini tidak terlalu penting bagi Mat. untuk menjaga rahasia ini. Bagi Mat,
Yesus pribadi
yang berkuasa atas kematian sekalipun. Mrk. dan Luk. menuliskan hal ini demi
terjaganya rahasia kerajaan
Allah. Dalam ayat ini tampak bahwa belum saatnya memberitahukan tentang kuasa
Yesus atas kebangkitan. Apalagi melihat kondisi orang-orang yang
menertawakan-Nya tadi. Orang-orang itu tidak pantas memberitakan karya
keselamatan, karena belum mempunyai penghayatan iman yang mendalam.
IV. Penutup
Yesus
hadir dalam ketiga Injil sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan oleh para
penginjil. Mat. Menitik beratkan pada kontak langsung ketiga tokoh sentral pada
kisah itu. Mrk. Menghantar pembaca untuk merenungkan satu persatu dari setiap
peristiwa untuk menghantar sampai pada kemahakuasaan Allah dalam penderitaan
dan kematian. Setiap bagian ini tersembunyi karya Allah dan terungkap pada
bagian akhir perikop Injil Mrk. Luk. menghantar kita untuk meyakini kehadiran
Kerajaan Surga yang semakin mendekat, hari kebangkitan orang mati telah nyata.
Melalui sikap hidup kita, kita dituntut untuk percaya dan punya iman yang kuat.
Masih banyak hal yang sesungguhnya bisa diungkapkan dari paper ini, mengingat
begitu banyak ayat dalam ketiga perikop dalam tiap-tiap Injil. Melalui
perbandingan ini, terbukalah cakrawala iman dan pemikiran kita bahwa Allah
tidak pernah meninggalkan manusia. Dilain pihak, kita sebagai manusia harus
mempunyai keyakinan yang teguh atas karya Allah dalam kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Bock,
Darrell L. Luke 1:1-9:50- Baker Exegetical Commentary on the New Testament.
Michigan: Baker Books, 1994.
Boland,
B. J. dan Naipospos, P. S. Tafsir Alkitab Injil Lukas. Jakarta: Gunung
Mulia, 1996.
Browning,
W. R. F. Kamus Alkitab (A
Dictionary of the bible, 1996).
Diterjemahkan oleh Liem Khiem Yang – Bambang Subandrijo. Jakarta: Gunung Mulia,
2008.
Harington,
Daniel J. “Matius”, dalam Tafsir Alkitab Perjanjian
Baru (Collegeville Bible Comentary,
1989). Diterjemahkan oleh A. S. Hadiwiyata. Yogyakarta: Kanisius, 2002.
Leks,
Stefan. Yesus Kristus Menurut Keempat Injil.
Jilid 4. Yogyakarta – Flores: Kanisius –Ende, 1984.
[2]
Gerasa salah satu kota Dekapolis yang mengesankan. Pada zaman Perjanjian Baru
dibangun kembali oleh orang-orang Romawi, dilengkapi dengan teater dan tempat
pertemuan umum. Kota ini terletak diantara Laut Mati dan Tasik Galilea. Pada 63
sM, kota ini digabungkan ke dalam provinsi Siria. [Lihat W. R. F.
Browning, Kamus Alkitab (judul
asli: A Dictionary of the bible), diterjemahkan oleh Liem Khiem Yang
-Bambang Subandrijo (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), hlm. 117.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar